Welly dan murid

Welly dan murid
Siswa SMA YPPI 1 Surabaya seusai berpantomime

Rabu, 13 Juli 2011

SENI PERAN I (PANTOMIME) pert 3

Pertemuan ke 3

Ikhtisar Ajaran Richard Bolelavsky

· AJARAN PERTAMA: Konsentrasi atau pemusatan pikiran

Aktor ialah seprang yang mengorbankan diri. ia menghilangkan dirinya untuk menjadi orang lain, yaitu perannya – misalnya menjadi Hamlet (William Shakespeare, Tradegi 5 babak, 1603). Untuk melupakan dirinya dan menjadi ohrang lain itu pertama-tama ia harusmemiliki konsentrasi yang kuat. Di dalam konsentrasinya itu ia harus bisa menundukan pancaindranya, urat-urat dan seluruh anggota badannya. Jika ia memerankan peran Hamlet maka ia harus bisa memerintahkan panca indranya, urat-urat dan seluruh tubuh Hamlet, bahkan suaranya harus bigsa diperintahkan untuk berubah. Karena itu, harus selalu dijaga agar tubuhnya selalu siap dan terlatih.

Agar aktor menjadi sempurna dalam profesinya, ia harus mengalami suatu pendidikan yang terdiri atas tiga bagian:

1. Pendidikan Tubuh

Dilakukan satu setengah sam setiap hari, selama dua tahun secara terus menerus, untuk memperoleh aktor yang enak di pandang mata subjek-subjeknya:

a. Seran Irama

b. Tari klasik dan pengutaran

c. Main angggar

d. Berbagai jenis latihan bernafas

e. Latihan menempatkan suara, diksi dan bernyanyi

f. Pantomime

g. Tata rias

2. Pendidikan intelek dan kebudayaan

Dalam konsentrasinya aktor harus bisa memerintahkan pikiran dan intelegensinya sendiri sehingga dapat mengubahkan untuk peran apa saja yang sedang di pegang. Subjek-subjeknya:

a. Pengetahuan perihal tokoh-tokoh teater seperti Shakespeare, Moliere, Goethe, Calderon de La barca; apa yang mereka perjuangkan dan apa yang dilakukan orang diteater-teater dunia dalam mementaskan karya-karya mereka.

b. Kesusastraan Dunia pada umumnya; misalnya membedakan antara romantic jerman dan Romantik Perancis

c. Sejarah seni lukis,seni pahat, seni musik; bisa mengingat gaya setiap kurun zaman dan tahu kepribadian setiap pelukis besar.

d. Psikologi, memahami psikoanalisis, pernyataan emosi, ligoka perasaan.

e. Anatomi tubuh manusia, cipataan besar seni pahat.

3. Pendidikan dan latihan sukma

Aktor bifsa melakukan kewajibannya sebagai aktor jika ia tidak mempunyai sukma yang telah masak begitu rupa hingga, atas setiap perintah kemauan, segera dapat melaksanakan setiap laku dan perubahan yang ditentukan. Dengan subjek-subjeknya:

a. Penguasaan seluruhnya dari kelima pancaindra dan segala situasi yang dapat dibayangkan

b. Penumbuhan ingatan perasaan, ingatan ilham atau penembusan.

c. Ingatan Visual

· AJARAN KEDUA: Ingatan Emosi

Aktor harus berlatih mengingat-ingat segala emosi yang terpendam dan halaman-halaman sejarah yang telah silam. Semua itu berguna sekali untuk menolong aktingnya karena emosinya harus bisa berkembang sesuai dengan situasi apa saja yang terdapat dalam sebuah cerita

· AJARAN KETIGA: Laku Dramatik

· Jika kita sudah dapat menggali ingatan emosi, barulah kita wujudkan dalam Laku Dramatik, yaitu perbuatan yang bersifat ekspresif dari emosi. Inilah yang merupakan instrument dalam seni teater, seni warna dalam seni lukisan, bentuk dalam sebuah patung, nada dalam musik.

· AJARAN KEEMPAT: Pembangunan Watak

Demikianlah maka aktor lalu mendapat gambaran tentang peran yang akan dipegangnya. Kemudian gambaran ini harus diperjelas lalu dengan jalan:

1. Menelaah struktur psikis peran

2. Memberikan identifikasi

3. Mencari hubungan emosi dan peran itu

4. Penguasaan teknis

· AJARAN KELIMA: Observasi dan Pengamatan

Seorang aktor harus seorang observatory kehidupan. Ia harus belajar memeperhatikan cara orang mencangkul, mempergunakan gergaji, pelayan melayani guru berdiri didepan kelas, orang tua minum the kental,pecinta burung menikmati kicau burung, dan seribu hal lain lagi.

· AJARAN KEENAM: Irama

Agar Lakon menghanyutkan para penonton kearah yang dituju, tanpa disadari, maka permainan itu harus menggunakan Irama. Dalam teater digunakan dengan istilah “tempo” atau”Kecepetan” tetapi sebetulnya kata-kata ini tidak ada hubungannya dengan irama.

Perumusan yang agak kena dan dapat dipergunakan bagi setiap seni adalah: irama harus dipahami sebagai perubahan-perubahan yang teratur dan dapat diukur dari segala macam unsure yang terkandung dalam sebuah hasil seni- dengan syarat bahwa semua perubahan secara berturut-turut merangsang perhatian penonton dan menuju ke tujuan akhir si seniman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar